Kata Bijak;

“Setiap manusia mempunyai kekuatan sejarah yang menyingkapkan masa lalunya. Sejarah telah mendudukkan kembali dalam ukuran yang lebih berat dan kokoh bagi yang bersangkutan dan beribu-ribu rahasia dari masa lalu terbit kembali dari lubuk yang tersembunyi dari cahaya matanya. Masih tidak ada sahabat yang tidak mengerti arti mimpi yang akan menjelma menjadi kenyataan sejarah satu saat nanti, karena terkadang masa lalu masih belum semua nampak. Banyak kekuatan yang agaknya belum kita ketahui”



-Friedrich Nietzsche

Sabtu, 21 April 2012

Ikatan Primordial Dan Politik Kebangsaan Di Negara-negara Baru

Kekaburan konsepsional sekitar pengertian-pengertian bangsa, kebangsaan dan nasionalisme telah sering dibahas dan dikecam dalam setiap karya yang mencoba mengupas masalah hubungan antara kesetiaan komunal dan kesetiaan politik. Jalan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan ini ialah usaha memuaskan segala pihak yang memandang masalah-masalah yang berhubungan dengannya dari berbagai segi: politik, psikologi, kultur dan demografi. Akibatnya, usaha mengurangi kekaburan itu malah tidak banyak mengalami kemajuan.
Sebagian dari kekaburan ini dapat dihilangkan kalau saja disadari bahwa rakyat Negara-negara baru terdorong oleh dua jenis motif yang kuat, saling mempengaruhi, berbeda satu dari yang lain dan yang seringkali bertentangan: pertama, kehendak untuk diakui sebagai pelaku-pelaku yang bertanggung jawab dan yang hasrat, harapan, tindakan serta pendapatnya “diperhitungkan”; kedua, kehendak membina suatu Negara modern yang efisien dan dinamis. Kehendak pertama adalah ikhtiar untuk diperhatikan; ia merupakan usaha mencari identitas (kepribadian) dan bahwa identitas itu diakui secara terbuka sebagai sesuatu yang terpenting, suatu penegasan diri sosial untuk menjadi seseorang di dunia. Kehendak kedua bersifat lebih praktis suatu tuntutan untuk kemajuan, meningkatkan taraf hidup menciptakan tata susunan politik yang tertib, keadilan sosial yang lebih meluas serta lebih memainkan peranan dalam percaturan politik dunia dan menyatakan pengaruhnya dalam masyarakat internasional. Kedua motif itu saling berkaitan, karena kewargaan di dalam suatu Negara yang sungguh-sungguh modern makin lama makin diterima sebagai cara menyatakan harkat pribadi bangsa dank arena apa yang menurut Mazzini disebut sebagai tuntutan kehadiran dan mempunyai nama bagian terbesar dikobarkan akibat perasaan hina terasing dari pusat-pusat kekuasaan terpenting di dunia. Tetapi kedua motif itu tidaklah sama, keduanya berbeda asal-usulnya dan mengadakan respon terhadap tekanan-tekanan yang berbeda-beda pula. Malah ketegangan antara kedua motif itulah yang merupakan salah satu penggerak utama dalam evolusi Negara-negara baru. Dalam pada itu, ketegangan tersebut juga merupakan salah satu hambatan dalam evolusi kebangsaan.
Titik pusat kegoncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa sebab yang seringkali timbul bersama dan berlawanan tujuan. Secara deskriptif, masalah-masalah yang adalah sebagai berikut:
1. Hubungan Darah
Pembatasan yang penting disini ialah yang bersifat kwsai-kekeluargaan, karena hubungan yang wujud, akibat ikatan biologis (keluarga besar, garis keturunan dan sebagainya) terlalu terbatas untuk dianggap cukup berarti. Oleh karena itu pengenalan lebih bersifat hubungan keluarga yang lebih sosiologis, seperti kesukuan.
2. Jenis Bangsa (ras)
Ras mirip dengan kesukuan dalam arti bahwa ia melihat teori etno-biologis.
3. Bahasa
Bahasa seringkali dipandang sebagai poros essensi konflik-konflik nasional, ada baiknya ditegaskan di sini bahwa linguisme bukanlah suatu yang lahir akibatyang pasti lahir dari keaneka-ragaman bahasa
4. Daerah
Meskipun menjadi factor di hamper setiap pelosok dunia, kedaerahan dengan sendirinya menjadi masalah gawat di daerah-daerah geografis yang heterogen.
5. Agama
Perbedaan keyakinan terkenal tentang kekuatan ikatan keagamaan dalam menghambat ataupun menggagalkan perasaan kebangsaan yang lebih luas.
6. Kebiasaan
Perbedaan-perbedaan dalam bentuk kebiasaan sering merupakan dasar dari salah satu perpecahan nasional.

Penyusunan tipologi pola-pola nyata aneka ragam primordial yang ada di Negara-negara baru seringkali dihambat oleh tiadanya keterangan terperinci dan yang dapat dipercaya. Tetapi suatu klasifikasi kasar dalam analisa tentang peranan ikatan-ikatan primordial dalam politik kebangsaan. Analisa ini diharapkan lebih tajam dan lebih cermat daripada yang dapat dilakukan melalui klise-klise sosiologis seperti pluralism, kesukuan, kedaerahan, perkauman dan sebagainya:
a. Salah satu pola umum dan yang relatif sederhana ialah adanya suatu kelompok dominan yang hampir selalu berhadapan dengan minoritas yang mengganggu
b. Hampir sama dengan pola pertama tetapi lebih rumit, ialah adanya satu kelompok sentral –seringkali dalam arti geografis di sampimg dalam arti politis- yang berhadapan dengan beberapa kelompok menengah yang agak menentang
c. Suatau pola lain yang berbentuk tiadanya homogenitas intern ialah dua kutub yang terdiri dari kelompok-kelompok besar yang seimbang
d. Ada pula yang menggambarkan urutan kepentingan yang hampir sama, baik yang terdiri dari beberapa yang besar maupun beberapa yang sedang atau yang kecil, tanpa ada yang dominan atau perbedaan-perbedaan yang jelas
e. Ada perpecahan sederhana berdasarkan pembagian etnis, yang terdiri dari banyak kelompok-kelompok kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar